Selamat datang di blog saya. Ini postingan ke 5 disini nih hehe. Silahkan baca ya :) ini berdasarkan kisah nyata lho hihi =)) enjoy with my story....
Bel akhir pelajaran telah
berbunyi, seluruh siswa mempunyai pendapat tersendiri jika mendengar hal ini.
Mulai dari yang senangnya bukan main, biasa saja, bete, atau bahkan terkadang
ada beberapa siswa yang justru merasa sedih jika harus mengakhiri kegiatan
belajarnya di sekolah ini. Tapi lain dengan Stefani, ia dan ketiga teman
baiknya segera meninggalkan kelas menuju ke parkiran yang jaraknya sekitar
seratus meter dari sekolah.
Bersama Sita, Alvis, dan Riri,
Stefani segera menuju ke parkiran dan memikirkan rencana untuk memberi surpise
kepada Raisa, teman seperjuangan mereka di sekolah RSBI ini. Rencananya,
setelah semua sudah mengambil motor masing-masing, mereka akan ke toko kue
untuk membeli blackforest yang nantinya akan dijadikan kue ulang tahun Raisa.
Semua sudah berkumpul di
parkiran, tapi Stefani sempat cemas karena belum menemukan kunci motornya.
Remaja berambut panjang ini memang cukup ceroboh dibandingkan teman-temannya
yang lain. Sita dan Riri sudah berkali-kali membantu Stefani untuk menemukan
kunci itu, sampai akhirnya...
“Ini dia !
Ahamdulilah ketemu !”, akhirnya Stefani dapat menemukan kunci motornya dengan
perasaan senang.
“Yaudah, ayo kita
berangkat sekarang. Kita ga mau kalau toko kuenya tutup sebelum membelinya kan
?”, gadis berjilbab bernama Alvis ini mulai menasehati semua teman-temannya.
Semua sudah bersiap-siap, tak
terkecuali Stefani. Tapi ada sesuatu yang aneh fikirnya. Saat ia hendak memakai
helm, ia melihat sebuah bungkusan plastik hitam telah tergantung di motornya.
“Bungkusan apa ini
? seingatku aku tidak pernah meletakannya disini”
“Lho fan, apa itu
?”, tanya Alvis dengan mimik wajah yang serius.
Belum sempat
Stefani menjawab, Alvis mulai mengemukakan pendapatnya yang kurang irasional.
“Oh atau
jangan-jangan... di dalam bungkusan itu ada potongan mayat yang di mutilasi.
Itu lho, yang kasusnya sedang heboh di TV”
Stefani ketakutan, bagaimana
jika hal itu memang benar ? bagaimana jika ia harus berurusan dengan pihak
kepolisian setempat ?. Tangannya gemetar, wajahnya panik, sekali lagi ia
memastikan hal ini kepada Alvis.
“Tenang dong fan,
aku hanya bercanda kok. Coba kamu buka dulu bungkusan itu !”
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa !!!!”,
seketika Stefani berteriak dengan histeris. Teman-temannya segera memperhatikan
dirinya yang sedang terkejut itu. Sita memastikan bahwa Stefani tidak apa-apa,
tapi Stefani tetap bungkam seribu bahasa. Ia menyerahkan bungkusan itu kepada
Alvis, Sita dan Riri. Ketiga temannya itu segara membuka isi dari bungkusan
misterius itu. COKLAT !!! ternyata coklat ! Tidak, tidak hanya coklat. Disana
juga terdapat dua bungkus permen kapas bergambar koala.
“Cieeeeeeeeeeeeee”,
hanya itulah ungkapan yang dapat teman-temannya berikan.
Coklat ? mengapa ada yang
memberinya coklat ? oh iya, hari ini merupakan hari valentine. Stefani bahkan
nyaris lupa bahwa hari ini merupakan hari kasih sayang yang selalu diperingati
setiap tanggal 14 Februari. Coklat itu berwarna merah muda, warna yang sangat
disukai oleh Stefani.
“Fan, coba kamu
buka semuanya ! siapa tahu ada surat cinta kan ?”, ucap Riri.
Tanpa menunggu
waktu lama, Stefani menemukan sebuah surat yang terselip dibungkusan itu, dan
tanpa dikomando oleh teman-temannya, ia segera membacakan surat tersebut.
To : Stefani
I hope you glad and
happy with my chocolate and my koala :D
! Happy Valentine’s day
A.L.